Showing posts with label coretan. Show all posts
Showing posts with label coretan. Show all posts

Tuesday, October 5, 2010

Makna Sebuah Titipan


Sepertinya cocok yah sodara-sodara.. what d you think??
===============================


Makna Sebuah Titipan
By. alm. WS Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :

sesungguhnya ini hanya titipan, 
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, 
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

Friday, October 1, 2010

Selingkuh

Oh my!
Sungguh kali ini kuterpana, inikah namanya cinta?

Aduhai...
Baru kali ini kutemui makhluk yang begitu mulia dan penuh cinta

Wow!
Pesona auramu membelenggu jiwaku
Tiada jernih lagi akalku memikirkanmu

Andaikan, aku lebih dahulu mengenalmu...
Misalnya, tiada penghalang bagiku tuk memilikimu seumur hidupku...
Umpama, ketulusan pengabdianmu ini tiada membuat hati seseorang menjadi terluka...
Jikalau, kupaksakan hasratku, kupenuhi segala tuntutanmu...

O la la...

Duhai Tuhanku...

Aku adalah hambaMu

Sungguh terasa berat menahan hasrat liarku

Tolonglah aku, jangan jauhkan dia dariku

Keindahannya tak dapat kulupakan

Kemanjaannya sungguh membuat terlena

Keceriaannya mengubah kelamnya dunia menjadi penuh warna

Dia adalah sebenar-benarnya makhlukMu, bagai bidadari penghuni surga

Oh my God!

Monday, September 27, 2010

Sang Waktu

Hai Waktu!
Apa kabarmu? Rajin benar kau jalankan rutinitasmu!

Hai Waktu!
Aku hendak berharap, tolong berhentilah sejenak agar aku bisa menyelesaikan tugas-tugasku...

Hai Waktu!
Tidakkah kau tahu? Aku nyaris gila karenamu..

Hai Waktu!
Aku merasa lelah, kacau, dan tergopoh-gopoh menggapai impian duniaku

Hai Waktu!
Engkau berlari secepat yang kamu mau, tak menyisakan sedikitpun kesempatan untukku

Hai Waktu!
Kemana masa indahku?
Kemana simpanan hartaku?
Kemana ibadahku?
Kemana perginya semua kesenanganku?
Aduh...

Hai Waktu!
Betullah, engkau berputar cepat bagai pusaran puting beliung!

Hai Waktu!
Aku kan, belum sempat menyelesaikan ini dan itu...
Aduh...

Hai Waktu!
Haruskan aku membayarmu agar engkau bisa memberiku kesempatan?

Hai Waktu!
Aku di lahirkan untuk menjadi budakmu, atau engkau yang menjadi budakku?

Hai Waktu!
Apakah indah bentukmu? Seberapa mahal bandrol hargamu? Sungguh aku ingin memilikimu!

Hai Waktu!
Sungguh aku akan mengikatmu, andai engkau ada di dekatku!

Saturday, September 25, 2010

Sahabatku...

Dahulu...
Ketika hatimu sedih dan berduka, kau cari aku sampai ke ujung dunia..
Dahulu...
Ketika air mata dan air hidung berlomba untuk di seka, kau sibuk berbagi duka lara..
Dahulu...
Ketika kau bersuka cita ria, ceritamu bagai mendapat berkah tiada tara...
Dahulu...
Serasa dunia hanya ada kamu, dan juga aku...
Dahulu...
Milikku adalah milikmu, milikmu adalah milikmu..

Masihkah kau ingat semua itu?

Sekarang...
Dunia tak lagi indah, sejak sikapmu mulai berubah...
Sekarang...
Engkau semakin jauh, tak bisa lagi kurengkuh...
Sekarang...
Kemegahan dunia dan kesuksesan telah menjadi sahabat barumu...

Wahai sahabatku, masihkah engkau mengingat aku?
Wahai sahabatku, ataukah aku yang telah menjauh dan melupakanmu?
Wahai sahabatku, kamu ataukah aku, yang sama-sama tenggelam dalam megahnya dunia fana?